Part 2 – Sejarah METAFISIKA

Posted on : 28 August 2021

Apakah yang membuat benda itu nyata? Kalau dalam pengertian fisik handphone dapat bekerja karena interaksi khusus antar komponennya, maka mengapa kemudian kumpulan komponen handphone dapat disebut handphone, dan salah satu komponen handphone tidak dapat disebut sebagai handphone?

Apakah waktu itu? Bagaimanakah ia berlalu? Apakah kehidupan kita itu berjalan seturut kehendak kita, atau sebetulnya kehidupan; hadir dalam bentuk kesempatan dan keadaan, telah menghendaki jalan kita?

Buat apakah alam semesta? Apakah alam semesta itu?

Banyak sekali, dan masih banyak lagi pertanyaan aneh kadang kekanakan dan menyebalkan dapat didalami dan dimunculkan dalam kerangka metafisika.

Prasejarah

Manusia mulai mengolah keberadaannya di dunia. Mereka berburu dan ‘meramban’ dalam kelompok, bergerak saling menjaga anak-anak dan sesama dalam koloni-koloni kecil. Dengan bantuan berbagai faktor, mereka berhasil menyebar ke hampir seluruh penjuru bumi dalam kurun waktu sekitar 1 juta tahun saja. Banyak pengalaman mereka yang sampai sekarang masih terdokumentasi, tertuang dalam lukisan gua dan beberapa benda seni awal seperti patung-patung pocket dan ukiran sederhana.
Temuan arkeologi kognitif dari hasil analisa lukisan gua dan semacamnya tersebut menunjukkan kemungkinan bahwa perjalanan metafisika telah dimulai sejak masa prasejarah. Dalam bentuk shamanism, kepercayaan akan hadirnya sebuah eksistensi spirit, bahkan telah hadir pula sebuah konsep mengenai ‘dunia di luar dunia’ yang berjalan seiringan dengan dunia sehari-hari. Bagaimana dunia kita dapat berinteraksi dengan bentuk-bentuk tersebut pada hari-hari khusus, tempat khusus, atau lewat medium-medium khusus seperti ritual dan mimpi.

Bronze Age

Perkembangan peradaban manusia di masa ini sudah cukup matang dan rumit. Penemuan dan penggunaan alat-alat tanah liat, api, dan besi-besian seperti perunggu ikut mendukung masyarakat berkembang menjadi lebih kompleks. Ekonomi awal mulai terbentuk lebih jelas dalam pasar, berdiri pula pemerintahan kerajaan, pertanian, dan bermacam agama.
Mesopotamia kuno dan Mesir kuno, juga Maya dan Aztec adalah beberapa peradaban yang berhasil mengembangkan dan mengendalikan itu. Mereka lalu mengembangkan kerangka sistem kepercayaan berbasis mitologi, menghadirkan bentuk tuhan yang menyerupai manusia, dualisme badan-pikiran, dan dunia roh untuk menjawab pertanyaan metafisika. Beberapa peradaban menggabungkan bentuk spiritual tersebut dengan bintang dan benda langit. Atau dengan pertanda musim dan perilaku manusia. Bersamaan dengan itu, di Mesir kuno, sifat tatanan (order) dan sifat chaos juga mulai dibedakan dan diteliti.

Masa Pra-modern dan Modern

Pada zaman sisanya, wilayah metafisika adalah proyek bagi para filsuf Yunani, dilanjutkan filsuf Abad Pertengahan, sampai filsuf dan ilmuwan hari ini. Pemikirannya dibangun secara lebih kompleks dan rapi, mencoba lebih independen dari penjelasan akhirnya kembali pada bentuk ‘metafisik’ hantu dan tuhan. Ia seperti menjadi sebuah sarana membantu pencernaan akal yang masuk akal.
Lewat berbagai bentuk tersebut, pemikiran metafisika telah menjadi kunci yang membukakan berbagai sudut dunia bagi pikiran kecil kita. Seperti apakah sebetulnya pertanyaan dan hasil pemikiran dari pembelajaran metafisika selama ini? Lalu untuk apa sih kita bertanya tentang metafisika pada awalnya?
Nah! Jujur saya belum tahu juga. Saya, tentu saja, bukanlah seorang filsuf metafisika. Lewat sudut pandang saya yang terbatas, saya mencoba mengumpulkan cercah-cercah ide dan bentuk metafisika yang dapat ditemui di edisi selanjutnya… (IoTheMoon)

Leave a Reply